Review Novel Hujan - Tereliye (Perjalanan Masa Depan dalam Sastra)



Judul                      : Hujan
Penulis                   : Tereliye
Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit             : Jakarta
Tahun Terbit          : 2016
Jumlah Halaman  : 320 Halaman
Tebal                       : 20 cm
ISBN.                       : 978-602-03-2478-4

Sinopsis
  Cerita ini berlatar di masa depan. Pada masa itu terjadi goncangan hebat yang menewaskan banyak jiwa. Gempa bumi yang disebabkan gunung meletus tersebut berefek panjang. 
     Beberapa peristiwa serius silih berganti melanda wilayah beriklim tropis yang ditempati oleh para tokoh dalam novel yang ditulis Tereliye ini. Mulai dari kehancuran kota yang mengharuskan penduduk tinggal di tenda-tenda pengungsian, anak-anak kehilangan orang tuanya, begitu juga sebaliknya. Penduduk menggantungkan hidup kepada pemerintah dan para relawan agar tetap bertahan.
    Kepedihan dan kepiluan yang melanda seantero kota itu pula yang menambah keakraban Lail (gadis kecil yang kehilangan seluruh anggota keluarganya) dengan Esok (anak laki-laki yang menyelamatkan Lail saat gempa bumi). Kisah-kisah berlangsung dramatis dalam perjalanan mereka. Lail yang kemudian hidup di panti sosial bersama sahabat kribonya (Maryam) dan Esok dalam kehidupan yang jauh berbeda dengan Lail.
   Cerita hadir dalam balutan misteri yang perlu waktu untuk dipecahkan. Tentang langkah hidup yang mereka tempuh hingga dewasa. Teknologi-teknologi super canggih di luar nalar yang disuguhkan serupa deskripsi dalam narasi. Begitu pula pergantian-pergantian musim tak beraturan, indah, sekaligus ekstrim berbalut teknologi canggih yang hampir mengakhiri bahkan menghabisi kenangan dan cinta, turut memegang peranan penting sebagai penguat kronologi tragis cerita ini. Sungguh, semua tentang persahabatan, tentang cinta, tentang hujan, tentang perpisahan, tentang melupakan. Kisah yang indah.


      Buku ini sudah 2 tahunan bersamaku. Sering dibawa kemana-mana tetapi tak kunjung tuntas terbaca. Awalnya aku merasa buku ini membosankan. Tidak menarik. Aku bahkan terlanjur berfikir bahwa Tereliye sedang coba-coba meniru gaya cerita penulis lain. Aku mulai kecewa.
     Entah hal apa yang mendorongku untuk menuruti hasrat membukanya kembali, akhirnya tadi malam Novel karya Tereliye berjudul Hujan ini berhasil membuatku begadang. Mengajakku menikmati lembar demi lembar buku ini. Aku tidak bisa tidur sebelum berhasil mengejar jawaban atas teka-teki yang disuguhkan sepanjang jalan cerita. Sampai kemudian tuntas sudah kisah ini kulahap, sebab ia tersaji rapi dalam haru dan debar-debar perjuangan.

Komentar